|
Awal dari perjalanan |
Setelahh berkali-kali gagal untuk jalan ke Fei Ngo Shan (ketinggian 603m) akhirnya 1 Mei 2012 terlaksana juga. Jam 8 pagi berangkat dan nyampai di Choi Hung MTR jam 8:45, keluar lewat pintu C2 menunggu mini bus 1A untuk membawa kita ke Fei Ngo Shan road. Seperti biasa antrian nunggu mini bus selalu panjang tapi tiap 5 menitan minibus menuju saikung ini selalu datang. Perjalanan dari Choi Hung ke Fei Ngo Shan ini kira-kira 15 menit.
Turun dari minibus jalan naik sedikit lalu belok kanan sedikit lihat tebing naik kanan ada tali putih di pohon dari situlah kita mulai menapaki jalan yang agak licin karena beberapa hari sebelumnya hujan. Jalan yang dilalui lumayan menguras tenaga karena tanjakaknya lumayan curam dan saat mualai diketinggian angin kencang banget siap menerbangkan yang tidak menempel dibadan. Saat melihat kebawah keren banget, sungguh indah ciptaanNya. Sekitar jam 11:00 kita nyampek diatas yang ada tower dan beristirahat di landasan helikopter dan tentunya taklupa narzis.
Setelah capeknya hilang perjalanan dimulai lagi, meski sudah tak ada jalan tanjakan yang curam bukan berarti jalan yang kita lalui mulus, kita harus lewat jalan septapak yang kanan kirinya dirumbuh'i bambu tingginya kira-kira 1,5m lalu juga menerobos ilalang jadi siap-siap aja gatal kalau tidak memakai kaos lenagan panjang. Setelah naik turun bukit sampailah kita ditempat peristirahatan untuk membuka bekal dan menikmati kebersamaan yang indah.
|
angin kencang |
Puas makan dan istirahat kita meneruskan perjalanan, kita ambil jalan kekanan karena kekiri jalur yang dilalui kendaraan. Perjalanan masih tetap naik turun bukit dan disinilah aku dan teman-teman berpisah, karena aku yang jalan duluan lihatt tanjakan dengan semangat aku naik, eehhh dari bawah dibilang suruh turun ambil jalan sebelah yang landai. Acchh..... pikirku lebih seru yang naik dari pada landai, akhirnya aku ber-tiga memutuskan melanjutkan perjalanan sendiri berpisah dengan teman-teman. Bener juga jalannya lumayan sulit ditambah semak-semak yang tinggi terus jalan licin, jadi harus super hati-hati banget, meski aku pake tongkat tetep harus berpegangan dengan semak-semak. Sampai tongkatku yang paling bawah hilang gak kerasa, mungkin aja pas nancep ditanah dan gak kecabut.
Setelah berjuang melewati jalan yang lumayan licin akhirnya bertemu juga dengan jalan yang lapang, eeehh ternyata ada dua pilihan kekanan dan kekiri, setelah sempat berdebat kemana jalan yang dipilih akhirnya kekanan yang kita lewati. Masih dengan semangat kita menyusuri jalan sambil ber hahahihi juga menikmati camilan yang masih ada serta sesekali beristirahat.
|
merayap |
|
dilandasan Helikopter |
|
semak bambu |
|
wajah-wajah kenyang |
|
meski berpisah tp pemandnganya keren |
|
pelabuhan |
|
saat mentari bersembunyi dibalik awan |
|
lihat yang seger |
Akhirnya kita kita turun di Kei Pik Shan Vilage, ada satu rumah besar yang suasananya mirip dikampung halaman, dan untuk bertemu tetangga paling dekat kira-kira 500 meter lagi kebawah baru banyak rumah, dan anjing-anjing penjaga rumah yang berkeliaran dan siap berGuG-GUG alias menjjenggong saat kita lewat.
Setelah itu kita akan melewati areal pekuburan cina dan jalan yang bercabang dua kekiri dan kekanan, kita sempat kekiri ternyata itu menuju rumah-rumah penduduk kampung.
Dan setelah itu jalan lagi dan menemukan jalan raya yaitu Hiram High way. Dari sini kita jalan kekakanan menuju Pak Sha Wan ferry pear untuk beristirahat dan menikmati indahnya pelabuhan serta menghabiskan bekal. Saat matahari mulai berangkat keperaduan kitapun antri menanti minibus ke Choi Hung MTR untuk pulang dengan membawa badan yang bau keringat dan kaki yang mulai capek serta kepuasaan yang tiada tara. Thank's ALLAH masih diberi kesempatan untuk menikmati indhnya ciptaanMU.
0 komentar:
Posting Komentar