• Aku Hidup Bersama Alam

    White Jaw Path



    ini white Jaw


    awal-awal

    mulai gelap
    Liburan Chinese new year aku manfaatkan untuk mbolang alias jalan-jalan ke hutan, kali ini tujuanku ke Lantau selatan tepatnya dikaki bukit  Lantau Peak. Aku bersama beberapa teman berangkat dari Tung Cung lalu naik bus ke Ngong Ping. Karena imlek tak ada toko roti yang buka, akhirnya aku memilih mampir kerumah majikan pertamaku dulu yang berjualan mie dan juga makanan-makanan pengganjal perut. Sampai disana say Hello lalu, masuk dapur dan membuat mie untuk semua orang dirumah dan satu temanku. Majikan pertamaku ini seperti keluargaku disini. Setelah selesai makan aku pamit berangkat naik ke White Jaw, lewat Ngong Ping Camp site terus naik keatas. Cuaca agak mendung dan berkabut dan sesekali matahari juga menyinari. Naik bukit dengan pemandagan yang indah membuat aku dan kawan-kawan terus mengabadikan perjalanan dengan foto. Di lereng-lereng bukit banyak ditemui bunga-bunga liar yang cantik, dan pastinya menyita perhatianku untuk kusimpan didalam micro sd.  Aku dan kawan-kawan tidak membawa bekal nasi seperti biasanya, hanya membawa beberapa roti dan coklat serta air. Kami berjalan mengikuti pita merah yang dipasang di pohon dan semak-semak sebagai penunjuk jalan. Keatas-keatas dan terus naik, tapi kami belum menemukan White jaw, sampai kita nyampek atas tempat yang datar, mencoba mencari tapi tidak menemukannya, karena kabut tebal dan angin berhembus lumayan kencang. Akhirnya kami memutuskan untuk turun, dan sampai di lohon tower, dan sayang belum menemuakan Whaite Jaw. Karena satu temanku sangat terobsesi "harus menemukan" jadi kita kembali naik ke atas, mungkin jalan kita salah. Dan nyampai diatas satu temanku itu mencoba mencari jalan lagi kira-kira satu jam, tapi tidak ada hasilnya juga. Waktu itu sudah jam 4 sore dan temanku yang lain nyerah, mereka pilih turun dulu, dan tinggal aku dan satu kawanku saja yang masih mencari. Lalu kita memutuskan turun juga ketempat yang tadi, sebenernya jalan turunya sangat curam, jadi harus hati-hati. Sambil mengamati pita-pita merah yang ada kami terus berjalan sambil menerka-nerka kira-kira kenapa kita belum menemukan tempat itu. Sampai ditempat kita sebelum naik keatas lagi, ada sebuah tebing seperti gua, dan ternyata disitu ada pita merah, dan kami putuskan untuk mengikuti sipita merah tersebut. Jalanya lumayan sulit jadi terpaksa kekasihku canon masuk tas agar aku bisa konsentrasi mencari jalan. Setapak demi setapak kami berjalan, hari pun sudah mulai gelap karena kabut menyelimuti. Agak ngeri juga kalau ingat suasana saat itu, tapi karena semangat menemukan White Jaw rasa itu tak ada sama sekali, hanya kami berjalan tidak terlalu jauh dan saling memastikan bahwa tidak ada masalah. Akhirnya tanda-tanda bahwa kita akan menemukan White Jaw itu muncul saat kita bertemu dengan tebing yang meneteskan air, membuat kita semakin optimis bahwa jalan yang kita lalui benar. Tepat jam 6 sore (maghrib) White Jaw. Langsung kita berpelukan seperti teletubis yang menemukan mainan baru. Dan yang pasti nyampek langsung cari posisi paling keren untuk diabadikan. Sekitar 15 menit mengabadikan kami memutuskan untuk turun ke Ngong Ping lagi yang lebih dekat. Dengan berbekal senter kami mencoba mencari pita merah sebagai petunjuk turun. Malam telah benar-benar datang tidak menunggu kami sampai dibawah, lumayan agak sulit juga turunya, awal-awal kita mengikuti pita merah, tapi entah bagaimana kami kehilangan pita tersebut, dan hanya mengikuti jalan kecil, untuk turun. Karena kaki juga sudah capek, kadang kita gak jalan tapi perosotan di. Akhirnya jam 7:30 malem nyampek juga dibawah, dekat wishdom path. Saat dibawah itu baru kami sadar, hari sudah benar-benar malam, sepi, sunyi dan menakutkan. Kami bergandengan tangan erat dan sesekali menoleh kebelakang. Untuk ke bus stop/kampung Ngong Ping butuh berjalan 10 menit, itu terasa lama banget karena sepinya jalan setapak yang kita lalui. Kami mencoba menelpon taksi untuk kembali ke Tung Cung sayangnya tak ada taksi, dengan nelangsa kami mencoba ke bus stop siapa tahu masih ada bus, dan untungnya masih banyak orang-orang yang antri di terminal. Dan kami pun berada diantrian paling belakang, Alhamdulilah trimaksih Ya ALLAH, selalu melindungi perjalanan kami. Dan meski dengan badan agak remuk redam tapi hati amat sangat senang sekali, pulang dengan senyuman.
    White Jaw

    white jaw

    akhirnya bisa pulang



    0 komentar:

    Posting Komentar